Oleh : Firman Gunawan
Lab. Teleeducation
Distance Learning System Analyst
Saat ini sedang mengkaji masalah teknologi Distance Learning terutama untuk Web based Learning, desktop conference, dan Virtual Library
Bergabung di Lab Teleeducation Divisi RisTI PT TELKOM sejak Mei 1998.
Sumber : http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=73
Abstrak :
Virtual library didefinisikan sebagai pusat informasi yang mengumpulkan informasi ataupun koleksi dalam bentuk digital. Divisi RisTI berencana mengembangkan Virtual library yang didalamnya memuat koleksi dan resource yang dibutuhkan untuk keperluan distance learning khususnya web learning.Virtual library yang akan dibangun RisTI ini selain menyewakan dokumen-dokumen dapat juga menjual secara elektronik ataupun tercetak. Sedangkan untuk pemanfaatan koleksi perpustakaan ada dua kategori pelanggan berdasarkan pada hak akses yang diberikan, yaitu public service dan private service.
Divisi RisTI dalam hal ini laboratorium TeleEducation berencana mengembangkan Virtual library yang didalamnya memuat koleksi dan resource yang dibutuhkan untuk keperluan distance learning khususnya web learning tetapi tidak menutup kemungkinan lain bahwa virtual library tersebut akan digunakan pula untuk kepentingan yang lain yang menunjang kelancaran kegiatan-kegiatan riset di Divisi RisTI. Sebetulnya apa pentingnya Divisi RisTI mengimplementasikan digital atau virtual library ini?
Seperti yang kita ketahui bahwa Divisi RisTI adalah salah satu lembaga riset teknologi informasi dan telekomunikasi di Indonesia. Sejauh ini sudah banyak hasil penelitian-penelitian dari RisTI yang kurang diketahui orang. Demikian pula dengan spesifikasi teknis yang juga sudah banyak dihasilkan dan bahkan beberapa diantaranya dikomersilkan. Informasi paten-paten yang dihasilkan oleh peneliti-peneliti di RisTI sebaiknya diketahui oleh publik beserta artikel-artikel hasil penelitiannya sebagai salah satu partisipasi dari RisTI mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sebetulnya apa yang menjadi tujuan penerapan dari digital atau Virtual Library ini? Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk lebih memperkenalkan produk-produk hasil penelitian dari Divisi RisTI yang spesifik pada teknologi informasi dan telekomunikasi kepada masyarakat luas. Menambah kanal atau saluran informasi dan sales point bagi produk-produk RisTI yang bernilai jual tinggi. Dengan adanya kata-kata sales point maka di masa yang datang akan terjadi penggabungan antara e-commerce dan digital/virtual library.
Mungkin tidak seperti perpustakaan umum yang hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah dan uang iuran bulanan, digital library/Virtual Library yang akan dibangun di RisTI ini mempunyai model bisnis yang agak berbeda dimana selain kita menyewakan dokumen-dokumen dapat juga menjualnya secara elektronik ataupun tercetak. Untuk pemanfaatan koleksi perpustakaan ada dua kategori pelanggan berdasarkan pada hak akses yang diberikan. Pertama, public sevice dimana koleksi-koleksi tertentu dari digital library dapat diakses semua orang tanpa bayar. Yang kedua adalah private service dimana koleksi-koleksi tertentu disediakan untuk orang yang telah menjadi anggota dan dikenakan biaya untuk hal tersebut. Selain hal-hal diatas juga dimungkinkan orang dapat, membeli produk-produk berupa spesifikasi teknis secara online dan dalam bentuk digital seperti yang dilakukan www.amazon.com tetapi dalam penyajian informasinya nanti akan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah penyajian informasi perpustakaan. Model bisnis yang terakhir terbayang di benak penulis adalah pernahkah anda membayangkan untuk menyewakan gedung anda untuk disewa oleh apakah itu seorang kolektor atau institusi untuk digunakan sebagai perpustakaan? Sama halnya dengan dunia komputer pernahkah kita membayangkan untuk menyewakan megabyte-megabyte kita untuk digunakan orang lain atau institusi lain yang ingin menyimpan dan menyewakan buku-buku on-linenya?
Deskripsi
Kami telah mengidentifikasi beberapa aspek yang menurut pertimbangan kami merupakan hal penting dalam virtual library. Pengumpulan dan pengolahan data adalah salah satunya, dalam hal ini data yang dikumpulkan dalam berbagai bentuk dan format oleh karena itu diperlukan pengelompokan atau pengklasifikasian data yang terkumpul. Format dan bentuk content yang terkumpul dapat berupa artikel, jurnal, white paper, presentasi, majalah on-line, e-book dalam format word, pdf, HTML, dan lain-lain. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan maka selanjutnya adalah pengklasifikasian data. Pengelompokan sumber-sumber data ini berdasarkan nama penulisnya, nama pembicara apabila file tersebut merupakan file presentasi, berdasarkan kegiatan, ataupun berdasarkan topik dan judul. Dengan menggunakan data tersebut dipadukan dalam suatu sistem data base tertentu. Kemudian diperlukan suatu interface antara pengguna, operator, administrator dan data basenya sendiri oleh sehingga perlu dibuat beberapa fasilitas seperti fasilitas registrasi, services, support, fasilitas penelusuran data, dan lain-lain.
Data base adalah sekumpulan informasi yang diatur sedemikian rupa sehingga para pengguna informasi dapat menggunakan informasi yang tersedia dengan mudah dan tepat. Dalam virtual library ini ada dua buah data base yang dianggap sangat penting, yaitu: data base pelanggan dan data base content.
Data yang diperlukan untuk membentuk suatu data base pelanggan adalah sebagai berikut;
1. Nama
2. Nomor Identitas
3. Instansi
4. Alamat Rumah
5. Alamat Kantor
6. Kota
7. Kode Pos
8. Telepon/Fax
9. Alamat e-mail
10. Nomor Anggota
Sedangkan untuk data base content formatnya diadaptasi dari suatu format cataloging yang biasa dipakai di perpustakaan-perpustakaan di Indonesia yaitu INDOMARC (INDOMARC ini merupakan adaptasi dari USMARC) selain itu juga didasari oleh Dublin Core yang merupakan salah satu standard yang diusulkan untuk masalah katalogisasi information resources di Internet.
Sumber koleksi dari virtual library ini secara umum berasal dari :
1. Digital Material
Digital material adalah content format awalnya yang sudah dalam bentuk format digital. Oleh karena itu tidak diperlukan lagi proses digitalisasi dari content tersebut.
2. Digitized Material
Digitized material adalah content yang format awalnya tidak dalam bentuk digital sehingga diperlukan suatu proses digitalisasi untuk mengubah format tersebut ke dalam format digital.
Untuk itu diperlukan suatu alat yang berfungsi sebagai alat untuk mengubah format yang non digital ke format digital.
Uraian proses digitalisasi, sbb:
Jenis format digital tidak terpaku pada standar tertentu tetapi yang paling penting adalah koleksi tersebut dapat dibuka melalui browser, dapat diakses melalui berbagai platform, dan sedapat mungkin ukuran filenya tidak besar. Berikut adalah jenis-jenis format digital yang telah penulis identifikasikan. Jenis Format Digital :
Layanan adalah salah satu aspek yang paling penting dalam suatu perpustakaan. Oleh karena itu harus didefinisikan dan diklasifikasi dengan jelas menurut kategori-kategori tertentu.
Untuk Operator
1.Material Description.
Komentar Terbaru